Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

Debat Pilpres Kedua, Jubir TKN: Jokowi Hajar Prabowo 6 : 0

Penakhatulistiwa.com, Jakarta – Debat Capres yang kedua antara Jokowi dan Prabowo kembali digelar lewat penayangan Televisi minggu (17/2) malam. Tampak dalam debat, Calon Presiden Petahana membungkam telak kritikan dari Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.

“Pak Jokowi kembali memenangkan dengan telak dalam debat kedua ini. Pak Jokowi sangat menguasai masalah dengan menyampaikan capaian keberhasilan,” ungkap Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi – Kyai Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily di Jakarta.

Related Posts
1 of 522

Menurutnya, Prabowo hanya bicara normatif dan banyak mengakui keberhasilannya Jokowi dalam banyak hal. Bahkan, Prabowo terkesan tidak menguasai masalah dan miskin konsep. “Terutama hal-hal yang terkait dengan program yang lebih fokus, selalu mengulang-ngulang dan tidak nyambung,” tambahnya.

Dalam pemaparan visi dan misi terlihat sekali terjadi perbedaan yang tajam. Ace Hasan menilai perkataan Prabowo melangit, Jokowi membumi. Prabowo bicara soal kemandirian namun tidak menjelaskan tentang apa yang akan dilakukan untuk mendukung ke arah terwujudnya kemandirian tersebut.

Bicara soal swasembada pangan, Ace Hasan mengatakan, Prabowo tidak mengurai tentang bagaimana cara mencapainya. Belum lagi bicara soal swasembada air, apa maksudnya dengan istilah itu?

Sementara penilaian dari ungkapan Jokowi selalu memaparkan visi dengan menjelaskan capaian dan langkah yang lebih konkret dan realistis. Seperti cara soal infrastruktur dasar yang dirasakan rakyat di pedesaan berupa jalan, irigasi dan infrastruktur dasar lainnya, bukan hanya jalan tol, bendungan, dll.

“Pak Jokowi juga bicara soal prestasi pangan dengan menyampaikan keberhasilannya dengan contoh produksi jagung. Soal lingkungan juga jelas tentang tidak ada kebakaran hutan selama tiga tahun terakhir ini. Termasuk juga soal sampah. Energi fosil yang sudah dimulai,” terang Ace Hasan.

Menjawab soal Indeks Kompetisi Global (GCI), Jokowi kembali menunjukan kelasnya dengan penguasaan terhadap substansi infrastruktur. Selain itu, Jokowi telah melakukan program yang lebih maju dengan melakukan digitalisasi industri 4.0.

Menurut Jubir TKN, serangan Prabowo soal infrastruktur yang tidak berpihak kepada rakyat dan tanpa perencanaan yang matang. Dalam menjawab, Jokowi dengan lugas dan tenang. Adapun saat Prabowo menyerang dengan infrastruktur yang mahal seperti LRT dan MRT tanpa menyebutkan angka dan datanya yang memadai. Padahal biaya pembangunan LRT Jabodetabek per kilometer Rp 673 miliar, sementara di Malaysia LRT Kelana Jaya Malaysia biaya per km nya Rp 817 miliar / km.

“Prabowo bilang Malaysia dua kali lebih efektif daripada Indonesia. Lagi lagi sebar hoax,” sesalnya.

Adapun dalam pernyataan Jokowi mengatakan, bahwa salah besar kalau tanpa perencanaan yang matang dan tidak digunakan rakyat. Lagi-lagi Jokowi menjawab dengan santai bahwa pemanfaatan infrastruktur membutuhkan waktu. Misalnya, budaya penggunaaan transportasi publik membutuhkan waktu. Juga dengan pembangunan bandara di Jawa Barat masih membutuhkan infrastruktur lainnya. Juga soal ganti rugi pembangunan infrastruktur yang dinilai tidak pro rakyat. “Pak Jokowi mengatakan bahwa justru yang terjadi ganti untung,” imbuhnya.

Soal reformasi agraria, Ace Hasan menyebutkan merupakan hal yang semakin mengunggulkan kemenangan Jokowi dalam debat. Pasalnya, Berbagai program seperti program Perhutanan Sosial, konsesi tanah untuk masyaraat adat dan ulayat adalah program yang konkret, selain program sertipikasi tanah.

“Soal tata kelola sawit, Pak Prabowo menyatakan program yang normatif dengan menyebut perkebunan inti rakyat dan plasma. Program itu sudah sejak zaman baheula dilaksanakan. Pak Jokowi menyatakan bahwa produksi sawit semakin tinggi dan sudah dipergunakan untuk B20 untuk memenuhi biodiesel,” terangnya.

“Perdebatan soal lingkungan hidup, Prabowo lebih banyak mengakui keberhasilan Pak Jokowi dalam hal penegakan hukum lingkungan dan program yang lebih konkret misalnya soal Citarum Harum di Jawa Barat. Sementara Prabowo tak ada yang ditawarkan kecuali mengafirmasi program Pak Jokowi,” tambah Ace Hasan.

Sementara Soal industri 4.0, Jokowi juga sangat menguasai. Dia menilai Jokowi lebih piawai bicara soal infrastruktur teknologi informasi hingga bagaimana pemanfaatannya. Penggunaan industri 4.0 diarahkan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. “Pak Jokowi dengan fasih bicara industri 4.0 ini dipergunakan untuk semakin memperkuat nilai tambah untuk rakyat. Penjelasan Pak jokowi leboh konkret soal fintech dan juga soal marketplace. Pak Jokowi sangat fasih bicara soal unicorn dan startup,” ujarnya.

Ace Hasan mengatakan, respon Prabowo sangat normatif dan cenderung tidak nyambung. Prabowo menjelaskan industri 4.0 namun dikaitkan dengan uang yang tersimpan di luar negeri.

“Sekali lagi, Pak Jokowi unggul telak dan sangat menguasai tema ini. Programnya lebih konkret dan teruji. Sementara Pak Prabowo selalu mengulang-mengulang narasi normatif soal pasal 33, tanah, air dan udara dikuasi negara. Memang Pak Prabowo konsisten dengan paradoks-nya,” tegasnya.

READ  Leonardus Benjamin Moerdani 'Patriot 24 Karat'

Leave A Reply

Your email address will not be published.