Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

Festival Payung Indonesia 2018, Sri Mulyani Kenalkan Budaya pada Dunia

 

Magelang, Penakhatulistiwa.com – Indonesia adalah negara besar, berbagai karya seni yang dimiliki oleh ribuan suku bangsanya tetap mampu mempertahankan keagungan peradaban berbudaya hingga senantiasa diakui oleh dunia.

Related Posts
1 of 544

Kementrian Pariwisata Indonesia beberapa tahun ini sangat intens mempromosikan budaya bangsa ke berbagai belahan dunia baik dengan melakukan kegiatan lokal dengan mengundang negara sahabat maupun dengan mengirim putra-putri berprestasi untuk mengikuti ajang internasional.

Kali ini, dengan tetap melalui jalur kebudayaan guna menunjang pertumbuhan perekonomian masyarakat, Kementrian Pariwisata mengadakan event Festival Payung Indonesia 2018. Setelah sebelumnya 4 kali berturut-turut dilaksanakan di Solo, tahun ini acara tersebut akan memilih kota berbasis budaya lainnya yaitu Magelang sebagai lokasi penyelenggaraanya.

Berawal dari keprihatinan akan lesunya industi kerajinan payung tradisional di beberapa daerah, Kementrian Pariwisata melalui Direktorat Jendral Ekonomi Kreatif pun mengadakan Festival Payung Indonesia untuk pertama kalinya pada tahun 2014 di Taman Balekambang Solo.

Ketika tahun 2017, kegiatan tersebut hanya diikuti 1 negara sabahat yang mengirimkan delegasinya yaitu Thailand. Namun, kini event tahunan tersebut akan terasa semakin menarik karena negara Thailand, India, Pakistan dan Jepang akan mengirimkan delegasinya untuk turut berpartisipasi di dalamnya.

Selain workshop dan pameran industri kerajinan payung dari berbagai daerah di Indonesia, Festival Payung Indonesia 2018 yang mengusung tema “Sepayung Indonesia” ini akan menjadi ajang bagi penggiat budaya untuk menampilkan karyanya dalam bidang seni khususnya seni tari.

Pusat olah seni dan budaya Mulyo Joyo Enterprise milik Sri Mulyani akan turut berpartisipasi dalam acara yang akan digelar di Taman Lumbini, Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah tersebut.

Berbekal kepiawaian dan kecerdasannya dalam menuangkan ide maupun gagasan pada dunia tari yang memiliki nafas ketimuran, semangat membangun peradaban berbudaya seakan tak pernah surut dalam diri perempuan asal Kota Pahlawan tersebut. Hembusan nafas dan aliran darahnya tak pernah jauh dari cita-citanya mencetak generasi muda yang mencintai produk seni budaya Indonesia.

“Kami sedang proses untuk turut unjuk karya dalam Festival Payung Indonesia yg diikuti oleh beberapa negara di Candi Borobudur 7-9 September 2018,” tutur Sri Mulyani kepada penakhatulistiwa.com.

Kemegahan Borobudur, candi terbesar di dunia tersebut akan menjadi saksi keindahan karya tari anak didik Sri Mulyani. Payung Bocah Kenes adalah judul tarian yang akan dibawakan oleh murid-muridnya, sedangkan untuk penari senior dari Mulyo Joyo Enterprise akan tampil untuk tari kategori dewasa dengan judul Payung Pupus Widuri, yang mana keduanya Sri Mulyani merupakan pencipta dan art direktornya.

Berbagai karya yang pernah Sri tampilkan diantaranya ketika di Victoria Park Hong Kong (2013) dan Wellington New Zealand (2017) pun tidak membuatnya jumawa, berlatih keras dan penuh semangat tetap dilakukan oleh Sri dan anak didiknya di sanggar olah seni dan budaya yang berlokasi di Jl. Tambak Medokan Ayu II No. 100 Kota Surabaya.

Sebagai penggiat seni, Sri memiliki harapan sangat besar untuk generasi muda yang berlatih di pusat olah seni budaya Mulyo Joyo Enterprise agar dapat menjadikan mereka lebih berpengalaman, bertambah teman yang dikenalnya antar komunitas baik dari indonesia maupun negara lain karena event ini diikuti oleh beberapa negara.

“Pertemuan budaya pada acara Festival Payung Indonesia di Borobudur itu dapat menjadikan sebuah jalinan baik antar budaya bangsa melalui kesenian,” pungkasnya.

Penulis: Totok

Editor: Erik

READ  BPOM RI Surabaya, Musnahkan 10,7 Miliar Obat dan Makanan Ilegal

Leave A Reply

Your email address will not be published.