Pena Khatulistiwa
Menggores Sejarah Peradapan

PILOT ANDALAN PASUKAN NAZI JERMAN KELAHIRAN INDONESIA

 

Penakhatulistiwa.com – Sukses menjalankan berbagai misi rahasia untuk Jerman, akhirnya menjadi salah satu pilot andalan utama pasukan NAZI Jerman.

Related Posts
1 of 465

Bernama Willem Eduard de Graaff, lahir di Soekaboemi, Hindia Belanda (Sukabumi, Indonesia) pada 11 Januari 1908 dari pasangan Gustaaf Willem de Gaaff, seorang pria Belanda dan Elisabeth Christina Füglistahler, seorang perempuan berdarah Jerman-Indonesia.

De Graaff memiliki seorang kakak perempuan yang lahir di Kediri serta adik laki-laki yang lahir di Zaandfoord. Berdarah campuran, de Graaff memiliki perawakan yang sangat khas sebagaimana orang Indonesia umumnya.

Sebelum de Graaff bergabung dengan pasukan NAZI, ia merupakan seorang pekerja di maskapai penerbangan Belanda yaitu KLM. Mengawali sebagai seorang insinyur aeronautika pada 1926 lalu aktif di Departemen Angkatan Darat Belanda dan mendapat kualifikasi brevet pilot militer pada 1931 dan brevet B pada 1933.

Pada Mei 1933, de Graaff menjadi co-pilot untuk penerbangan KLM rute Eropa-Asia yang umumnya melayani rute Amsterdam-Batavia. Namun sayang, di masa-masa tugas inilah ia mengalami diskriminasi dan penolakan karena perawakannya yang tidak seperti orang Eropa.

Setelah Jerman menginvasi Belanda pada tahun 1940, de Graaff akhirnya bergabung dengan partai NAZI Belanda, Nationaal-Socialistische Beweging (NSB) pimpinan Anton Mussert. Ia diterima sebagai anggota penuh dan menjadi simpatisan fanatik partai tersebut.

Pada tahun 1942, de Graaff mendaftarkan diri sebagai pilot sukarelawan di Luftwaffe, angkatan udara Jerman pada zaman itu. Dari sinilah kariernya dalam dunia penerbangan NAZI dimulai. Selepas dari Luftwaffe ia menawarkan dirinya sebagai pilot di sebuah pabrik pesawat di Liepzig, lalu bertugas di Versuchsverband des Oberkommandos der Luftwaffe, sebuah unit elit NAZI yang bertugas melakukan pengintaian rahasia dan menerjunkan agen-agen rahasia Jerman di wilayah musuh.

Posisinya sebagai pilot di unit elit tersebut menjadi sarana bagi de Graaff untuk membuktikan dirinya sebagai seorang yang berkompetensi tinggi.

Sayang, pada tahun 1943, de Graaff mengalami cedera serius di bagian kaki saat pesawat yang dikemudikannya jatuh. Akhirnya de Graaff absen selama beberapa bulan.

Sekitar Bulan Februari 1944, de Graaff bergabung kembali dan akhirnya menjadi bagian dari sebuah skuadron khusus bernama Kampfgeschwader 200 (KG 200) yang dipimpin oleh salah satu pilot pengebom terbaik milik Luftwaffe yaitu Obert Werner Baumbach.

Di sini, de Graaff banyak melakukan misi-misi rahasia dan berbahaya dari sebelumnya. De Graaff bisa menerbangkan berbagai jenis pesawat untuk menerjunkan agen-agen rahasia NAZI ke wilayah musuh.

Selama berbulan-bulan, mempunyai tugas dan misi yang sangat beresiko tinggi berhasil dilakukan oleh Willem Eduard de Graaff hingga akhirnya Jerman menyerah di akhir Perang Dunia II pada tahun 1945.

Akhirnya de Graaff menyembunyikan diri dan menghilang di Jerman selama berbulan-bulan hingga akhirnya kabur ke Amerika Selatan. Sejak saat itu, keberadaan Willem Eduard de Graaff lenyap hingga saat ini.

Jejak kehidupan dari seorang pilot andalan NAZI keturunan Indonesia ini semakin tidak terdeteksi dan segala informasi tentang dirinya seakan tidak diketahui lagi.

(PPDSM)

READ  Rakyat Surabaya Menggugat Sikapi Insiden Berdarah Viaduk Tugu Pahlawan

Leave A Reply

Your email address will not be published.